Senin, 13 Mei 2013

konsep konseling agama




 
BAB I 
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia sebagai Homo religious atau homo dipinans (makhluk ber-Tuhan hamba Allah Yang diciptakan oleh-Nya dengan kelengkepan-kelengkapan dasar antara lain berupa bakat beragama dan bakat berbakti kepada Maha Pencipta). Dengan kata lain dalam diri manusia telah ditanamkan benih yang disebut insting agama (instink religious atau naturaliter reliona) yang menurut Al-Quran kecenderungan kearah beragama yang dapat di kembangkan melalui pendidikan/ bimbingan yang cukup baik.
Manusia dimanapun dia berada akan selalu menghadapi masalah dan pada dasarnya manusia itu memerlukan bantuan untuk mengatasi masalahnya. Banyak individu mempunyai masalah dan sulit untuk dipecahkan atau diatasi sendiri, untuk itu perlu adanya usaha memberikan pilihan jalan untuk pemecahannya dari kehidupan sehari-hari dan pengalamannya terutama bantuan dalam bidang mental atau spiritual yang dikenal dengan istilah konseling agama.
B. Rumusan Masalah
1.     Apa pengertian dan tujuan konseling agama ?
2.     Bagaimana Hakikat dan tujuan manusia dalam pandangan agama?
3.     Bagaimana peran agama dalam koseling ?
4.     Apa metode atau teknik dalam konseling agama?
C. Tujuan
1.         Untuk mengetahui pengertian dan tujuan konseling agama.
2.         Untuk mengetahui hakikat dan tujuan manusia dalam pandangan agama.
3.         Untuk mengetahui peran agama dalam koseling
4.         Untuk mengetahui metode atau teknik dalam konseling agama.


 1
 

BAB II

 
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Tujuan Konseling Agama
Menurut H.M Arifin (1982:2) dalam bukunya “Bimbingan dan Konseling “beliau menyatakan bahwa pengertian Konseling Agama adalah: Usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan di masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual, agar orang yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri maupun dorongan dari kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan.
Adapun pengertian Konseling agama lebih spesipik lagi yaitu pengertian konseling agama Islam ialah proses pemberian bantuan kepada individu agar menyadari kembali eksistensinya sebagai makhluk Allah yang seharusnya dalam kehidupan keagamaannya senantiasa selaras dengan ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Pada konseling ini penekanannya pada upaya kuratif atau pemecahan masalah yang dihadapi seseorang, secara Islami berarti konseling agama Islam membantu individu menyadari kembali ke beradaan atau eksistensinya sebagai makhluk. Allah, sebagai ciptaan manusia yang diciptakan-Nya sesuai dengan petunjuk-Nya.
Menyadari eksistensinya sebagai makhluk Allah berarti menyadari bahwa dalam dirinya Allah telah menyertakan fitrah untuk beragama Islam dan menjalankan dengan sebaik-baiknya sehingga dapat mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
 2
 
Pendidikan Nasional, berdasarkan Pancasila dan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, meningkatkan Kualitas manusia Indonesia, meningkatkan iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan, keterampilan, mempertinggi budi pekerti, memperkuat kepribadian, dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa yang mana semua ini merupakan suatu strategi pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Dengan berpedoman atas garis-garis besar Program Pengajaran yang telah ditetapkan oleh Pemerintah, baik oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tahun 1975 maupun oleh Menteri Agama RI tahun 1976. Pendidikan-pendidikan di sekolah menghendaki terwujudnya manusia baru sesuai dengan falsafah Pancasila yaitu manusia yang dapat hidup dalam pola keseimbangan, keserasian dan keselarasan hubungan-hubungan antara :
1.        Pribadi dengan Tuhannya
2.        Pribadi dengan Masyarakat
3.        Pribadi dengan alam sekitar
4.        Pribadi dengan dirinya sendiri
Manusia baru Indonesia yang kita kehendaki adalah manusia yang serba utuh lahir dan batinnya, dalam hidup duniawi dan ukhrowinya yang mampu membangun diri dan masyarakatnya dan negaranya dengan bekal ilmu dan keterampilan yang dijiwai oleh nilai-nilai agamanya. Untuk mewujudkan manusia yang demikian itu, tidaklah cukup hanya ditangani melalui pendidikan formal dan nonformal semata-mata, melainkan perlu pula ditunjang dengan program lainnya secara menyeluruh seperti program bimbingan dan konseling umum dan Agama dan sebagainya. Melalui peningkatan pelaksanaan program bimbingan dan konseling Agama, program pendidikan atau pengajaran di sekolah dan luar sekolah akan lebih lan cara pelaksanaannya. Adapun tujuan dan fungsi dari Konseling Agama diantaranya :
1.        Untuk mengungkapkan kemampuan dasar mental-spiritual dan agama dalam pribadi anak agar diaktualisasikan dan difungsionalkan menjadi tenaga pendorong (motivator) bagi peningkatan proses kegiatan belajar mengajar anak didik.
2.        Berusaha meletakkan kemampuan mental-spiritual tersebut sebagai benteng pribadi anak didik dalam menghadapi tantangan dan rongrongan dari luar dirinya, baik yang berbentuk mental maupun yang berbentuk material.
3.        Berusaha menanamkan sikap dan orientasi kepada hubungan dalam empat arah yaitu dengan Tuhannya, dengan masyarakatnya, dengan alam sekitarnya dan dengan dirinya sendiri sehingga menjadi pola hidup yang bersendikan nilai-nilai agamanya.
4.        Berusaha mencerahkan kehidupan batin sehingga segala kesulitan yang dihadapi, akan mudah diatasi dengan kemampuan mental rohaniahnya.
B. Hakikat Dan Tujuan Manusia Menurut Agama
Islam memandang manusia sebagai satu kesatuan yang terdiri dari ruh, jasad dan akal yang saling terikat dan tidak mungkin dipisahkan menjadi beberapa bagian. Manusia bukanlah ruh tanpa jasad, bukan hanya makhluk yang hanya terdiri dari jasad tanpa akal, atau hanya terdiri dari jasad tanpa ruh.Sisi-sisi tersebut merupakan kesatuan yang saling berkaitan, baik dari fisik maupun psikisnya. Agama Nasrani, Budha, dan Hindu melihat manusia hanya dari sisi ruh dan mengabaikan sisi yang lainnya, melihat setiap ynag bersifat ruhiyah adalah benar, harus diperhatikan dan di dukung keberadaannya, dan semua yang bersifat materi adalah kotor. Padahal mereka pasti memerlukan materi yang mereka beri cap jelek, hina, dan harus dijauhi. Hal tersebut menyebabkan dampak negative yang destruktif, yang mewariskan kejahatan dan kehancuran dari sisi materi serta mengalami keterbelakangan dalam kehidupan.
Manusia diciptakan dengan diberi perangkat akal, dan ini adalah sebab utama Allah swt; membebaninya dengan tugas berat ini yaitu sebagai khalifah di muka bumi ini. Selain kedua hal tadi, Islam juga menyakini bahwa manusia mempunyai sisi ruhiyah yang di tandai dengan ditiupkannnya ruh kedalam tubuh manusia, seperti yang difirmankan Allah swt; “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniup kan kedalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud .” (Qs. Al-Hijr :29). Sisi itulah yang merupakan letak kemuliaan manusia, yaitun suatu dimensi dimana manusia melampaui derajat yang paling sempurna dari sisi moral kemanusiaan. Sisi inilah yang membedakan setiap gerakan jasad manusia dengan hewan, karena Allah juga menciptakan hewan dengan perangkat ini, walaupun berbeda cara pemenuhannya.Islam tidak mengesampingkan sisi yang terpenting manusia sebagai individu, sisi itu ialah kantung nilai moral dan akhlak yang bertugas mengendalikan setiap gerakan jasad manusia agar tidak menyeleweng dari aturan. Seandainya kebutuhan-kebutuhan itu tidak dipenuhi dengan benar , maka keseimbangan mahkluk manusia akan guncang sehingga akhirnya berjalan dengan pincang dan jatuh tersungkur. Oleh karena itu, Islam mengakui sisi tersebut dan dan memenuhi kebutuhan asasinya yaitu akidah, ibadah, dan nilai-nilai akhlak yang mulia.
Mekanisme ini merupakan upaya untuk menciptakan kebahagiaania manusia yang hakiki dalam mencapai tujuan dalam alam wujud ini, yaitu hanya beribadah kepada Allah swt;. Jika tujuan hidup kita pada umumnya hanya untuk beribadah kepada Allah swt;maka makna ibadah harus ditinjau dari semua aspek. Ia merupakan panduan yang mencakup semua aspek. Ia merupakan panduan yang mencakup semua sisi kehidupan, hingga aktivitas kita seremeh apapun bernilai ibadah yang harus kita perhatikan dan kita niatkan hanya untuk beribadah karena Allah swt;.
C. Peran Agama Dalam Koseling
Agama sebagai pedoman hidup bagi manusia telah memberikan petunjuk (hudan) tentang berbagai aspek kehidupan, termasuk pembinaan atau pengetahuan mental (rohani) yang sehat. Sebagai petunjuk hidup manusia dalam dalam mencapai mentalnya yang sehat, agama berfungsi sebagai berikut.
1. memelihara Fitrah
            Manusia yang dilahirkan dalam keadanan fitrah (suci). Namun manusia memilik hawa nafsu (naluri atau dorongan untuk memenuhi kebutuhan/ keinginan), dan juga adapihak luar yang senantiasa berusaha menggoda atau menyelewengkan manusia dari kebenaran, yaitu setan, manusia sering terjerumus melakukan perbuatann dosa. Agar manusia dapat mengendalikan hawa nafsunya dan terhidar dari kodaan setan (sehingga dirinya tetap suci), maka manusia harus beragama, atau bertakwa kepada Allah, yaitu beriman dan beramal shaleh, atau melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Apabila manusia bertakwa kepada Tuhan, berati dia telah memelihara fitrahnya, dan ini juga berarti bahwa dia termasuk orang yang akan memperoleh rahmat Allah.
2. Memelihara Jiwa
            Agama sangat mengharagai harkat dan martabat, atau kemuliaan manusia. Dalam mememlihara kemuliaan jiwa manusia, agama mengharamkan atau melarang manusia melakukan penganiayaan, penyiksaan, atau pembunuhan, baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
3. memelihara akal
            Allah telah memberikan karunia kepada manusia yang tidak diberikan kepada manusia yang tidak diberikan kepada makhluk lainnya, yaitu akal. Dengan akalnya ini manusia memiliki:
  1. Kemampuan untuk membedakan yang baik dan yang buruk, atau memahami dan menerima nilai-nilai agama.
  2. Mengembangkan ilmu dan teknologi, atau mengembangkan kebudayaan.
Melaui kemampuannya inilah manusia dapat berkembang menjadi makhluk yang berbudaya. Karena pentingnya peran akal ini, makaagama memeberi petunjuk kepada manusia untuk mengembangankan dan memeliharanya, yaitu hendaknya manusia mensyukuri nikmat akal itu dengan cara memanfatkannya seoptimal mungkin untuk berfikir, belajar, atau mencari ilmu dan menjauhkan diri dari perbuatan yang merusak akal, seperti meminun minuman keras, menggunakan obat-obat terlarang, mengunakan narkobadan hal-hal lain yang merusak keberfungsian akal yang sehat.
4. Memelihara Keturunan
Agama mengajarkan kepada manusia tentang cara mememlihara keturunan atau sistem regenerasi yang suci. Aturan atau norma agama untuk memelihara keturunan itu adalah pernikahan. Pernikahan merupakan upacara agama yang sakral (suci), yang wajib ditempuh oleh sepang pria dan wanita sebelum melakukan hubungan biologis sebagai suami-istri. Pernikahan ini bertujuan untuk mewujudkan keluarga yang sakinah (tentaram, nyaman), mawaddah (cintah kasih) dan rahmah (mendapat curhankaruniah dari Allah).
Menurut Zakiah Derajat salah satu peran agama adalah sebagai terapi (penyembuhan) bagi gangguan kejiwaan. Pengalaman agama dalam kehidupan sehari-hari dapat memebentengi orang dari kejutahan kepada gangguan jiwadan dapat pula mengembalalikan kesehantan jiwa bagi orang yang gelisah. Makin dekat seorang dengan Tuhan, semakin banyak ibadahnya, maka akan semakin tentaramlah jiwanya, serta semakin mampu menghadapi kecewaan dan kesukaran-kesukaran dalam hidup. Demikian pula sebaliknya, semakin jauh orang itudari agama maka akan semakin susahlan menvari ketentraman batin.
M. Surya mengemukakan bahwa agama memegang peran sebagai penentu dalam proses penyesuaian diri. Hal ini diakui oleh ahli kilnis , psikiatris, pendeta, dan konseler bahwa agama adalah faktor penting dalam memelihara dan memeperbaiki kesehatan mental. Agama memberikan suasan psikologis tertentu untuk mengurangi konflik, frustrasi, dan ketegangan lainnya, dan memberikan suasana damai dan tenang.
Pemberian layangan bimbingan semakin diakini kepentingannya bagi anak atau siswa, mengingat dinamika kehidupan masyarakat dewasa ini cenderung lebih komplek, terjadi perbenturan antara berbagai kepentingan yang bersifat kompetitif, baik menyangkut aspek politik, ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi maupun aspek-aspek yang lebih khusus tentang perbenturan idiologi, antara yang hak (benar) batal (salah).
Dalam proses kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling pada umumnya, bimbingan dan konseling agama pada khususnya di sekolah, salah satu komponen yang penting adalah metode yang perlu diterapkan. Efektivitas suatu metode ditentukan oleh sikap dan pendekatan pembimbing atau Konselor terhadap sasaran terbimbing ( anak bombing ), di samping jenis atau bentuk dari metode itu sendiri, sejauh mana kesesuaiannya atau ketetapannya terhadap saasaran yang digarap. Metode bimbingan dan konseling agama berfungsi sebagai penunjang kelancaran program pendidikan di sekolah yang pelaksanaannya berdasarkan atas pendekatan individual atau kelompok.
Ada beberapa metode yang lazim dipakai dalam bimbingan dan konseling agama dimana sasarannya adalah mereka yang berada didalam kesulitan mental-spiritual disebabkan oleh faktor-faktor kejiwaan dari dalam dirinya sendiri, seperti tekanan batin (depresi mental), gangguan perasaan (emotional disturbance), tidak mampu mengadakan konsentrasi pikiran, dan gangguan batin lainnya yang memerlukan pertolongan. Dan juga disebabkan oleh faktor-faktor dari luar dirinya, seperti pengaruh dari lingkungan hidup yang menggoncangkan perasaan (misalnya, orang yang dicintai telah meninggalkan dirinya), pekerjaan rumah yang berat sehingga menghambat proses belajar mengajar di sekolah, dan lain-lain penyebab yang banyak menimbulkan hambatan batin anak bimbing.
Untuk mengungkapkan segala sesuatu yang menjadi sebab kemunduran prestasi belajar, maka anak yang dibimbing perlu didekati melalui metode sebagai berikut:
1.        Metode Wawancara
Wawancara, adalah salah satu cara memperoleh fakta-fakta kejiwaan yang dapat dijadikan bahan pemetaan tentang bagaimana sebenarnya hidup kejiwaan anak bimbing pada saat tertentu yang memerlukan bantuan. Wawancara baru dapat berjalan dengan baik bilamana memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  1. Pembimbing harus berkomunikatif dengan anak bimbing.
  2. Pembimbing harus dapat dipercayai oleh anak bimbing sebagai pelindung.
  3. Pembimbing harus dapat menciptakan situasi dan kondisi yang memberikan perasaan damai dan aman serta santai kepada anak bimbing.
  4. Pembimbing harus dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan yang tidak menyinggung perasaan anak bimbing.
  5. Pembimbing harus dapat menunjukkan i’tikad baiknya dalam menolong anak bimbing mengatasi segala kesulitan yang sedang dihadapi.
  6. Masalah-masalah yang ditanyakan oleh pembimbing harus benar-benar mengenai sasaran (to the point) yang ingin diketahui.
2.    Metode Mencari Fakta
Segala fakta yang diperoleh dari anak bimbing dicatat secara teratur dan rapi didalam buku catatan (cumulative records) untuk anak bimbing yang bersangkutan serta disimpan baik-baik sebagai file (dokumen penting). Pada saat dibutuhkan, catatan pribadi tersebut dianalisis dan diidentifikasi untuk bahan pertimbangan tentang metode apakah yang lebih tepat bagi bantuan yang harus diberikan kepadanya.
3.  Metode Group-guidance
Group-guidance (bimbingan kalompok) Bilamana metode interview atau wawancara merupakan cara pemahaman tentang keadaan anak bimbing secara individual (pribadi), maka bimbingan kelompok adalah sebaliknya, yaitu cara pengungkapan jiwa/batin serta pembinaannya melalui kegiatan kelompok, seperti ceramah, diskusi, seminar, simposium, atau dinamika kelompok (group dynamics), dan sebagainya.
Metode baru dapat berjalan dengan baik bilamana memenuhi persyaratan sebagai berikut:
  1. Berlangsung ditempat yang cukup tenang, jauh dari gangguan apapun, sebaiknya tempat tersebut memiliki ventilasi udara dan cahaya sinar matahari atau lampu.
  2. Kelompok tidak terlalu besar, sebaiknya jangan lebih dari 13 orang.
  3. Secara periodik perlu diisi dengan ceramah-ceramah tentang topik-topik masalah yang berkaitan dengan pengembangan karier, pekerjaan, danjabatan-jabatan yang tersedia.
  4. Sebelum melaksanakan bimbingan kelompok, hendaknya pembimbing agama mengadakan musyawarah dengan anaqk bimbing tentang kegiatan yang sangat penting dan diperlukan oleh mereka hendaknya mereka yang menjadi penanggung jawab/penyelenggaranya.
  5. Mengikutsertakan staf administratif, staf guru, guru kelas, wali kelas dan sebagainya, yang disetujui oleh kepala sekolah.
  6. Waktu yang disediakan jangan terlalu sempit, sekurang-kurangynya 2 jam pelajaran.
4. Metode Nondirektif
Metode Nondirektif (cara yang tidak mengarahkan), Cara lain untuk mengungkapkan segala perasaan dan pikiran yang tertekan sehingga menjadi penghambat kemajuan belajar anak bombing adalah metode nondirektif. Metode ini dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu:
  1. Client centered, yaitu cara pengungkapan tekana batin yang dirasakan menjadi penghambat anak bimbing dalam belajar dengan sistem pancingan yang berupa satu-dua pertanyaan yang terarah.
  2. Metode direktif yaitu cara pengungkapan tekanan perasaan yang menghambat perkembangan belajar dengan mengkorek sampai tuntas perasaan yang menyebabkan hambatan dan ketegangan, dengan cara client centered yang diperdalam dalam pertanyaan yang motifatif dan persuasif (meyakinkan) untuk mengingat-ingat, serta didorong untuk berani mengungkap perasaan tertekan sampai keakar-akarnya.
5.        Metode Psikoanalitis
Metode Psikoanalitis (penganalisaan psikis), metode ini berasal dari teori psiko-analisa Freud yang digunakan untuk mengungkapkan segala tekanan perasaan, terutama perasaan yang tidak didasari. Menurut teori ini, manusia yang senantiasa mengalami kegagalan usaha dalam mengejar cita-cita atau keinginan, menyebabkan timbulnya perasaan tertekan yang makin lama makin membengkak. Untuk memperoleh data-data tentang jiwa tertekan bagi penyembuhan klien tersebut, diperlukan metode psikoanalisis yang menganalisis gejala tingkah laku yang serba salah dengan menitik beratkan pada perhatian berulang-ulang.
Adapun tentang mimpi, Freud, menyebutkan sebagai Via Regia yaitu jalan raya yang dapat memberikan petunjuk tentang rahasia pribadi pemimpi yang bersangkutan. Sebaiknya soal mimpi tidak perlu kita gunakan untuk menganalisis jiwa klien.
6.        Metode Direktif
Metode Direktif (Metode yang bersifat mengarahkan), metode ini lebih bersifat mengarahkan kepada anak bimbing untuk berusaha menghadapi kesulitan (problema) yang dihadapi. Pengarahan yang diberikan kepada anak bombing ialah dengan memberikan secara langsung jawaban-jawaban terhadap permasalahan yang menjadi sumber kesulitan yang dihadapi/dialami anak bombing. Metode ini selain dipakai oleh para konselor pendidikan atau konselor agama juga banyak digunakan oleh para dokter umum, dokter jiwa (psycheater), penyuluh sosial.
7.        Metode Sosiometri
Metode lainnya yang berkaitan dengan sikap sosial dalam hubungannya dengan pergaulan anak bimbing sering dipakai metode sosiometri, yaitu suatu cara yang dipergunakan untuk mengetahui kedudukan anak bimbing dalam berhubungan kelompok.

BAB III

 
PENUTUP
Simpulan
Konseling agama ialah usaha pemberian bantuan kepada seseorang yang mengalami kesulitan baik lahiriah maupun batiniah yang menyangkut kehidupannya di masa kini dan di masa mendatang. Bantuan tersebut berupa pertolongan di bidang mental dan spiritual, agar orang yang bersangkutan mampu mengatasinya dengan kemampuan yang ada pada dirinya sendiri maupun dorongan dari kekuatan iman dan takwa kepada Tuhan. Adapun tujuan dan fungsi dari Konseling Agama diantaranya :
1.        Untuk mengungkapkan kemampuan dasar mental-spiritual dan agama dalam pribadi anak.
2.        Berusaha meletakkan kemampuan mental-spiritual tersebut sebagai benteng pribadi anak.
3.        Berusaha menanamkan sikap dan orientasi kepada hubungan dalam empat arah yaitu dengan Tuhannya, dengan masyarakatnya, dengan alam sekitarnya dan dengan dirinya sendiri.
4.        Berusaha mencerahkan kehidupan batin.
Hakikat manusia dalam pandangan Islam ialah sebagai satu kesatuan yang terdiri dari ruh, jasad dan akal yang saling terikat dan tidak mungkin dipisahkan menjadi beberapa bagian. Sedangkan tujuan manusia hidup di dunia ini adalah untuk beribadah kepada Allah swt; dengan menta’ati segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
Ada beberapa metode atau teknik dalam konseling agama diantaranya :
1.        Wawancara
2.        Cumulative record
3.        Metode Group-guidance
4.        Metode Nondirektif
5.        Metode Psikoanalitis
6.        Metode Direktif
7.        Metode Sosiometri
DAFTAR PUSTAKA


Arifin H.M dan Kartikawati, Etty. Materi pokok Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka. 1996.

Smith, Huston. Agama-agama Manusia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. 2008.
       
Al-Kadiri, Marwan. Keseimbangan antara Kebutuhan akal, jasmani dan rohani.Jakarta : Cendikia. 2004.

  12
 
Abdulloh, Muhammad Husain, Mafahim Islamiyah. Jakarta Timur: Al-Izzah. 2003.

1 komentar:

  1. Lucky Eagle Casino Resort Spa - MJHTV
    Lucky Eagle Casino Resort Spa 천안 출장샵 locations, rates, amenities: expert Las Vegas research, 상주 출장마사지 only 논산 출장안마 at Hotel and Travel Index. Rating: 진주 출장샵 7.8/10 · ‎5,266 votes 천안 출장샵

    BalasHapus